Siapa yang tidak mengenal X-Men? X-Men, yang dimulai dari komik, merupakan suatu cerita dimana mutan (manusia dengan keunikan gen yang menyebabkannya memiliki kekuatan yang berbeda dengan manusia lain) dan manusia hidup berdampingan. Masalah tentu saja terjadi karena masing-masing dari mereka baik mutan maupun manusia normal saling menolak satu sama lain, namun ada juga yang berusaha agar keduanya bisa saling hidup berdampingan.
Pada film terbaru, yaitu X-Men First Class, diceritakan mengenai para mutan generasi pertama, tepatnya pada masa Perang Dingin. Masa Perang Dingin yang mencekam antara Rusia dan Amerika Serikat menyebabkan para rakyatnya ketakutan, dan tidak mengetahui kalau ada sesuatu yang lain yang terjadi di sekitar mereka.
Film ini dimulai di suatu tempat di Jerman, dimana Erik kecil mengalami sebuah eksperimen kepada dirinya sendiri yang menyebabkan dirinya menjadi mutan. Kehilangan ingatan membuat perjalanannya mengarah kepada mutan lain yang ternyata merupakan penyebab dirinya menjadi mutan. Pertemuannya dengan Charles Xavier menyebabkan dirinya memutuskan untuk bekerja sama untuk membina para mutan yang lain. Dibalik semua itu, tujuan asli dari Charles adalah mengembalikan kedamaian dunia dari kelamnya perang dingin, namun Erik berkeinginan untuk balas dendam kepada orang yang menyebabkannya menjadi mutan. Apakah yang akan mereka lakukan untuk memenuhi tujuan tersebut?
Menurut saya, film yang dirilis pada tanggal 3 Juni 2011 ini dikemas dengan sangat apik. Setiap adegan membuat kita tertarik dan menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya. Selain itu, setting waktu dari film ini sendiri, yaitu masa-masa sebelum X-Men berdiri, membuat penonton semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi jauh sebelum X-Men ada, dan kenapa adanya Professor X dan Magneto sebagai pemimpin dari masing-masing kubu. Secara keseluruhan, film ini sangatlah baik dan wajib untuk ditonton, khususnya untuk para penggemar X-Men.
Sumber foto http://tukangreview.com
Sumber foto http://tukangreview.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar